Tuesday, February 24, 2009

10 Sifat yang WAJIB bagi Pendukung GERAKAN ISLAM

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.


3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).


4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).


5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).


6. Mujahadatul Linafsihi.

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).


7. Harishun Ala Waqtihi.

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.

Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.


8. Munazhzhamun fi Syuunihi.

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.


9. Qodirun Alal Kasbi.

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Kareitu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.


10. Nafi’un Lighoirihi.

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

Sunday, February 22, 2009

Apa sebenarnya kau mahu?

"Apa sebenarnya yang kau mahu?" hati membentak pada nafsu. Nafsu berkobar-kobar meratah emosi. Tak terkawal emosi. Mahu sahaja ditujahnya api bergelora sepelosok badan. Mana taknya, sudah badan dikuasai nafsu. Pasti binasa badan itu.
Nafsu sering berbisik pada hati, agar memberontak meratah IMAN. Lantaran itu, nafsu yang telah mencecah akil balighnya( telah menguasai emosi), bisa menguasai badan sang tuannya. Lantaran itu, pasti kedengaran kebrobokan alam yang disertai misi pembunuhan, perkosaan, rompakan dan macam-macam lagi. Perkara ini sebenarnya boleh dielak. Elakkan memanjakan nafsu. Elakkan diikutkan nafsu.

1- Elakkan makan berlebihan
2- Jagalah pandangan mata
3- Jangan diikut sifat malas
4- Beristifarlah ketika merasa seronok
5- Ingat pada ALLAH
6- Banyakkan membaca AL Quran
7- Duduklah majlis ilmu
8- Sentiasa bermujahadah
9- Dampingi sahabat-sahabat yang beriman dan bertaqwa
10- Sentiasa beramal

ALAM BERTERIAKAN!

Alam berteriakan memanggil manusia. "HAI MANUSIA!!!! JANGAN KAU HANCURKAN MASA DEPANMU! TAATILAH ALLAH! TAATILAH ALLAH! TAATILAH ALLAH!!!!!!! IKUTLAH SURUHAN RASULMU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!". Alam berbicara bersendirian, kedengaran sayup-sayup cuma tiupkan angin. Lihat sahaja pemandangan alam. Hujan yang merintis, Pokok yang bergoyang, Dedaun yang mengharum, angin yang menyapa pipi. Sungguh! Itu bicara alam. Cuma apa tafsiran di sebaliknya? Tidakkah kau lihat? Pokok bergoyang ketakutan dengan kekuasaan ALLAH. Hujan merintis menanda masa kematian semakin dekat. Dedaun mengharum menanda alam semakin hampir kepada kiamat. Angin menyapa pipi ,seolah-olah menepuk kita bahawa masa semakin dekat, tika malaikat datang...."Sudah tiba masa untuk pergi!" Jangan sampai kelunya lidah. Jasad kaku. Janganlah bila Jantung berhenti berdegup barulah nafsu bersiul-siul sipu. Masa sudah semakin dekat....

Ketika alam berbicara,
Warnanya tak seberapa,
Suaranya kelam tak bermaya,
Manusia tegar meratah selahapnya,
Seolah-olah telah lama ia mengidamnya,
Bisu,
Bersahaja,
Megah,
Berseloroh dengan masa,
Tak terkata jiwa mahupun akal,
Berani menentang bahana,
Yang bencana bisa mencecah luar biasa.


Dunia ini Milik ALLLAH,
Di puncak Dunia yang berkelana

Sunday, February 15, 2009

Dimensi Alam yang berbeza

Kajian saintifik tidak pernah menyatakan bentuk muka bumi ini serupa. Malah terbukti kadar geografik dan permukaan serta halwa cuaca tempat masing-masing berbeza dan mempunyai keunikan tersendiri. Apatah lagi dengan sosio budayanya yang beraneka warna. Hingga terbitnya bermacam-macam warna dan bentuk rupa manusia yang bermacam-macam ragam. Keunikan manusia yang membuktikan pelbagai polemik dan wawasan pada diri. Inilah yang dinamakan dimensi alam yang berbeza.

Namun sedemikian, bukanlah saya menulis entry ini untuk bercerita tentang saintifik mahupun bentuk geografi alam. Namun, fokusnya adalah pada sosio budaya manusia. Saya mempunyai seorang sahabat dari Yaman, yang agak rapat dan akrab. Nama ringkasnya Badri. Orangnya sederhana besar dan mulia akhlaknya. Namun, budayanya berbeza dengan saya mahupun orang-orang di sekeliling Malaysia. Walaubagaimanapun, beliau mempunyai satu karakter yang sosok sekali dengan Islam. Yakni tekun dalam beribadah kepada ALLAH. Walau sedemikian, budayanya cukup berbeza sekali dengan budaya Malaysia yang diwarnai pelbagai bangsa dan budaya. Hingga kadang-kadang terbit di jiwanya memberontak tidak menyukai budaya yang ada di Malaysia. Dengan marahnya dia menggetus:"THIS IS NOT ISLAM CULTURAL!". Namun sedemikian, saya tersenyum kepadanya. "Different place with different cultural. Different world with different colour. It is just like you, you can't take Malaysian food, but some Yemenese can take it. But mostly, only few of you can take Malaysian food. Because of different cultural.Habit that that stick to your personality. Malaysian do have their own habit, Yemenese Do have their own habit."

Dimensi alam yang berbeza membezakan manusia. Dari sudut penerimaan dan dari sudut perwatakan dan pemikiran . Munculnya Rasulallah SAW di tengah tengah kejahiliah Arab pun bersamaan dengan kebudayaan di dunia. Untuk membuktikan pada Dunia, betapa alam ini cukup pelik dan berbeza. Hingga setiap kadar pendekatan alam itu ada caranya.

Begitu juga dengan warga Borneo dan warga Semenanjung. Cara hidupnya berbeza, cara berfikirnya berbeza, cara makanannya ada sedikit berbeza. Pada paginya, warga semenanjung kebanyakan makan nasi, walhal, warga sarawak kebanyakan makan roti. Penerimaan Warga Borneo tidaklah seperti penerimaan warga Semenanjung terhadap ISLAM. Sebab itulah Qiyadah Dakwah yang ditunjuk Rasulallah SAW sentiasa berbeza. Berbalik pada dimensi alam yang berbeza. Kerana itu juga, Squad Tentera berlatih di macam-macam bentuk muka bumi. Dan latihan mereka tidak pernah statik. Tapi inti patinya tadi tetap sama, yakni berlatih untuk mempertahankan negara. Begitu juga dengan konsep Tarbiyyah. Belum tentu warga Borneo boleh dilatih serupa dengan warga Semenanjung. Sudahlah Sosio budaya yang berbeza, kadar kepadatan manusia pun berbeza. Boleh jadi ada yang terkorban hasil tarbiyyah yang statik. Sebab itu kerana dimensi alam yang berbeza. Perlunya ada kadar tarbiyyah yang berbeza. Bukan polemik yang dicari, tapi cetusan momentum Dakwah yang dicari. Sebab itu juga, ulama' di Arab tidak akan mengeluarkan fatwa yang serupa untuk bahagian lain. Boleh jadi, perkara ini perlu dihalusi dengan sosio-budaya setempat sebelum ia mencetus satu perbalahan antara individu dan masyarakat. Contohnya mudah sahaja, ambillah kiranya warga thai suka makan pedas dan masam. Boleh jadi warga Malaysia suka pedas dan manis. Namun, kesamaannya di sini adalah ia tetap "Makan". Begitu juga dengan alam ini, yang paling penting tadi adalah titik persamaan, yakni ISLAM. Kenapa perlu disanggah budaya mereka? Kenapa perlu disanggah pengertian mereka? Kenapa perlu disanggah cara mereka? Kerana itu cara mereka. Itu memang budaya mereka. Budaya tidak sesekali diharam dalam Islam. Melainkan ia bercanggah dengan aqidah dan syarak. Sebab itu Makan Ulat , "Si-et" dalam bahasa melanaunya, mufti Sarawak tidak pernah menfatwakan haramnya. Namun ia dikatakan makruh. Namun di semenanjung berbeza. Banyak lagi kepelbagaian yang perlu diperkemaskini. Agar momentum Dakwah tadi menjadi jitu dan padu.

Kepelbagaian bangsa dan budaya ALLAH telah nyatakan dalam AL Quran. Lalu dianjurkan kita berkenal-kenalan yakni (mempelajari dari satu sama lain)
Ia diterangkan ALLAH dalam surah Al Hujurat: (ayat 12)
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya ALLAH maha MENGETAHUI lagi Maha MENGENAL."

ISLAM cukup fleksible dengan alam. Tapi bukan ISLAM yang berkehendak mengikut rentak alam. ISLAM lah yang memperkukuhkan kedudukan alam. Lantara itu, yang pastinya tapi ISLAM perlu diangkat darjatnya. BUKAN NATIONALISME! BUKAN KENEGERIAN! BUKAN KEPUAKAN!

Dimensi ALAM berbeza. Masing-masing punya tujuan. Maka bersatu di bawah panji Islam dengan pendekatan pelbagaian. Semoga ISLAM kan menang

10 THings that i don't like

Sungguh di dunia ini, banyak perkara yang perlu dimujahadah. Lagi-lagi sebagai seorang manusia, kita yakin bahawa kita ini tidak cukup sempurna dan tidak lengkap. Sebab itu timbulnya TIDAK SUKA dalam hidup ini.


1- Saya paling tidak suka orang yang bersifat seperti munafiq. Berpura-pura berjuang padahal ada makna disebaliknya. Dan ini pernah saya hadapai orang seperti ini. Akhirnya, memang dia lari dari medan perjuangannya. Cuma kita dijadikan landasannya. Itu memang sifat yang tak disukai saya.

2- Saya paling tidak suka jika dilayan double standard. Sebenarnya saya cuba bersabar dengan situasi yang berlaku di kampus saya sekarang. Contohnya: Seseorang itu memanggil saya dengan nama saya sahaja. Orang yang senior walaupun muda dari saya, dia panggil abang. Bagi saya itu sifat yang tak adil dan terdapat BANGGA dalam dirinya kerana tidak menghormati orang yang masuk kampus lambat.

3- Saya paling tidak suka apabila dilayan seperti budak kecik. Ya, walaupun saya kelihatan muda, saya kini menghampiri usia 23. Saya mempunyai pemikiran sendiri, jasad sendiri, akal sendiri. Lagi-lagi jika adik-adik yang muda dari saya melayan saya seperti budak kecik, memang di hati saya itu terlahir kemahuan "MENUMBUK!" orang tersebut. Tapi ISLAM mengajar saya untuk bersabar.

4- Saya paling tidak suka orang yang memaki hanum "))*(&*(^&*^%*&%". kerana bagi saya, mulut itu ada had bicara dan had berkata. Bicara lebih, pasti mengundang bencana. Lihat saja di kaca TV, macam-macam berlaku.

5- Saya paling tidak suka melihat couple-couple yang berdua-duan sambil acting seperti laki bini. Mereka boleh sesuka hati mencemar pemandangan hingga tidak berfikir tentang alam yang dikongsi dengan orang lain. Boleh jadi, jika saya adalah pegawai JAIP, saya akan tangkap mereka ini dan didakwa atas "BERLAKU TIDAK SENONOH di KHALAYAK Ramai"..apa boleh jadi? Mereka mendakwa, itu hak mereka. Jawap saya, HAK saya JUGA untuk menangkap!

6- Saya paling tidak suka orang yang berbicara SEOLAH-OLAH dia sahaja yang hebat. Dia kira dia sahaja yang hebat? Tidak dia melihat kehebatan ALLAH yang MAHA HEBAT? Hingga berbunyi-bunyi "AKU............". Rasa tercemar telinga mendengarnya.

7- Saya paling tidak suka, orang yang membuang sampah merata-rata. HAK ALAM PERLU DIJAGA!!! APa kiranya jika rumah anda dicemar? Mahukah anda rasa tidur di atas sampah?

8- Saya paling tidak suka, orang yang membuka radio seolah-olah itu ruangan dia sahaja, apa dia kira, Dunia ini milik dia????? Tidakkah dia tahu, dunia ini pinjaman ALLAH untuk semua. Dan dia berkongsi bersama saya!

9- Saya paling tidak suka, apabila saya memberi salam mahupun menegur "Hi". Tapi endah tak endah...bagi saya, orang seperti itu orang yang BONGKAK dan ANGKUH! Tak layak digelar manusia. Kerana sifatnya yang tak pernah mengambil tahu hal orang lain. Sedangkan, ia sebahagian dari sunnah.

10- Saya paling tidak suka jika saya mahu berjaya tapi disekat dan dikongkong. APa kiranya kalian ditangkap dan dikurung? Suka kah anda? Begitu juga dengan perasaan saya. Seperti burung, apabila dikurung di sangkar, pasti mengundang gelisah dan rasa tak senang. Kenapa tidak dibiar ia terbang terus? Biar satu dunia ia jajajhi dengan sayapnya yang kecil. Moga-moga di situ ia mampu menjadi burung yang gagah.


10 perkara ini, belum tentu sahaja mampu dielak. Perkara ini adalah perkara yang selalu berlaku di dunia. Tapi apakan daya. Kita perlu bersabar menghadapinya. Sabar itu sebahagian dari iman. Walaupun sedemikian, sabar juga bererti, mencari alternatif membaikinya.


Walahualam.